Teman-teman, selanjutnya kita akan belajar tentang bagaimana peran kita untuk berpartisipasi dalam aksi mitigasi perubahan iklim. Perubahan iklim adalah masalah dunia yang memerlukan aksi kolektif dari semua pihak, termasuk kita. Melalui tindakan sehari-hari yang konsisten, kita dapat bersama-sama mengurangi jejak karbon untuk menjaga keberlanjutan planet ini.
Berikut ini tindakan-tindakan yang dapat anda lakukan untuk turut berpartisipasi pada mitigasi perubahan iklim.
Salah satu cara paling sederhana dan efektif bagi individu untuk mengurangi emisi karbon adalah dengan menghemat pemakaian energi listrik. Negara kita masih sangat bergantung pada pembangkit listrik berbahan bakar fosil yang melepaskan karbon dioksida (CO2) ke atmosfer. Pada tahun 2022, jumlah energi yang berasal dari bahan bakar fosil (batubara, minyak bumi, dan gas) adalah sekitar 88%. Tindakan sederhana seperti mematikan lampu saat tidak digunakan, mencabut peralatan listrik yang tidak dipakai, dan menggunakan perangkat hemat energi seperti lampu LED. Coba teman-teman perhatikan, apakah kebiasaan di rumah atau di sekolah sudah hemat dalam penggunaan energi listrik? Jika belum, ayo kita mulai sama-sama.
Teman-teman, supaya lebih jelas mengapa tindakan hemat energi dapat membantu mengurangi pemanasan global dan perubahan iklim, simak video berikut ini ya. Video ini dari Pahami.
Di Indonesia, masalah sampah masih menjadi tantangan besar, terutama di daerah perkotaan dan wilayah pesisir. Salah satu jenis sampah yang paling bermasalah adalah sampah plastik, yang tidak hanya mencemari lingkungan, tetapi juga berkontribusi terhadap perubahan iklim. Plastik, yang sulit terurai, bertahan di lingkungan selama ratusan tahun, mencemari tanah, sungai, hingga lautan. Selain dampak pencemarannya, proses produksi plastik membutuhkan banyak energi, yang mana energi tersebut masih berasal dari bahan bakar fosil sehingga berkontribusi ke emisi karbon. Lalu, proses pembuangan plastik, terutama ketika dibakar, juga menghasilkan emisi gas rumah kaca seperti karbon dioksida.
Lalu bagaimana kontribusi kita? Teman-teman dapat mengambil peran aktif dengan mengurangi penggunaan plastik, menggunakan kembali barang-barang yang masih bisa dipakai, dan mendaur ulang sampah. Tindakan mengurangi sampah misalnya, membawa kantong belanja sendiri dan memilih produk tanpa kemasan plastik berlebih. Tindakan menggunakan Kembali dapat berupa menggunakan barang-barang bekas untuk keperluan lain, seperti menggunakan botol plastik untuk pot tanaman, hiasan dinding, atau kerajinan tangan lainnya. Lalu untuk daur ulang, misalnya menggunakan sampah plastik menjadi peralatan rumah tangga, material bangunan, atau furnitur. Dengan begitu, kita dapat menekan peningkatan sampah yang menjadi pencemar lingkungan dan juga berdampak ke peningkatan emisi gas rumah kaca.
Pada video dari Dietplastik Indonesia berikut, dijelaskan juga tindakan apa saja yang dapat kita lakukan terkait masalah sampah plastik.
Transportasi pribadi berbasis bahan bakar fosil adalah salah satu sumber utama emisi karbon. Di Indonesia, sektor transportasi menyumbang sekitar 23% dari total emisi gas rumah kaca nasional, dengan sebagian besar berasal dari transportasi darat berbahan bakar fosil. Emisi ini berkontribusi besar terhadap polusi udara di perkotaan besar, di mana penggunaan kendaraan pribadi sangat tinggi. Karena itu, beralih ke transportasi yang lebih ramah lingkungan sangat penting untuk mengurangi emisi karbon.
Jika memungkinkan, teman-teman dapat memilih opsi transportasi yang lebih ramah lingkungan seperti bersepeda atau berjalan kaki untuk perjalanan jarak dekat, menggunakan transportasi umum daripada kendaraan pribadi, atau memilih transportasi umum darat daripada naik pesawat.
Air adalah sumber daya yang memerlukan banyak energi untuk diolah dan didistribusikan. Menghemat air di rumah, seperti mematikan keran saat tidak digunakan, memperbaiki kebocoran, dan menggunakan teknologi hemat air dapat membantu mengurangi energi yang dibutuhkan untuk pengelolaan air. Oleh karena sumber energi listrik kita didominasi dari bahan bakar fosil, maka menghemat air berarti menghemat energi yang pada akhirnya mengurangi emisi gas rumah kaca dari pembakaran fosil tersebut. Menghemat air juga penting di negara kita, di mana beberapa wilayah sering mengalami kekurangan air bersih.
Konsumsi makanan nabati memiliki peran penting dalam mengurangi dampak lingkungan, terutama emisi gas rumah kaca. Produksi daging, terutama daging merah seperti daging sapi, menghasilkan emisi karbon yang cukup tinggi. Industri peternakan menyumbang lebih dari 14% emisi gas rumah kaca secara global, melampaui total emisi dari sector transportasi. Sebagian besar emisi ini berasal dari produksi metana (CH₄) melalui proses pencernaan hewan ruminansia (seperti sapi, kambing, dan domba) dan dari pengelolaan pupuk kandang. Selain itu, pembukaan lahan untuk padang rumput dan produksi pakan ternak juga berkontribusi melalui deforestasi yang mengurangi kapasitas hutan untuk menyerap karbon. Mengurangi konsumsi daging dan beralih ke pola makan yang lebih banyak berbasis nabati dapat secara signifikan mengurangi emisi metana dan CO2.
Simak baik-baik video berikut. Video dari Eco-explorer ini menjelaskan peran sektor peternakan, terutama sapi terhadap pemanasan global.
Selain itu, terkait konsumsi produk lokal, dengan membeli produk pertanian lokal, kita juga dapat mengurangi emisi yang dihasilkan dari rantai distribusi, karena produk lokal umumnya membutuhkan lebih sedikit energi untuk transportasi. Produk impor membutuhkan lebih banyak energi untuk pengirimannya sehingga menambah emisi gas rumah kaca.
Teman-teman juga dapat ikut berperan aktif dalam penanaman pohon di sekitar rumah, sekolah, atau di lingkungan masyarakat. Pohon menyerap gas CO2 sehingga dapat secara langsung mengurangi pemanasan global. Di samping itu, pohon juga menghasilkan gas O2 sehingga menyejukkan udara di sekitarnya. Di Indonesia, banyak program penghijauan yang didukung oleh pemerintah dan komunitas lokal, di mana siswa dapat berpartisipasi.
Simak baik-baik video berikut. Video dari Eco-explorer ini menjelaskan peran sektor peternakan, terutama sapi terhadap pemanasan global.
Energi yang kita gunakan sehari-hari, seperti listrik untuk kebutuhan rumah tangga, transportasi, dan industri, sebagian besar masih bersumber dari bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam. Proses produksi energi dari bahan bakar fosil ini menghasilkan emisi gas rumah kaca, terutama karbon dioksida (CO2), yang berkontribusi besar terhadap perubahan iklim. Oleh karena itu, teman-teman bisa mulai mempertimbangkan untuk beralih ke sumber energi bersih, seperti listrik dari pembangkit listrik tenaga surya atau penggunaan kendaraan listrik. Meskipun langkah ini mungkin tampak sulit saat ini, tetap dapat dipertimbangkan untuk masa depan ketika kondisi dan teknologi memungkinkan.
Berikut ini adalah video dari Sun Energy mengenai panel surya, sebagai alternatif sumber energi listrik yang bersih. Nanti, pada topik energi alternatif, teman-teman akan belajar lebih banyak lagi mengenai berbagai sumber energi terbarukan.
Setiap kali kita membuang makanan, kita juga membuang sumber daya dan energi yang digunakan untuk menanam, memproduksi, mengemas, dan mengangkut makanan tersebut. Selain itu, ketika makanan membusuk di tempat pembuangan sampah, makanan menghasilkan metana, gas rumah kaca yang sangat kuat yang mempercepat pemanasan global. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan apa yang sudah dibeli secara efisien dan mempertimbangkan untuk membuat kompos dari sisa makanan agar tidak terbuang sia-sia. Membuat kompos juga mengurangi emisi metana dari tempat pembuangan sampah dan memberi manfaat bagi tanah dengan nutrisi alami.
Mengajak orang lain untuk bergabung dalam mendukung aksi nyata mitigasi perubahan iklim adalah salah satu cara tercepat dan paling efektif untuk menciptakan perubahan. Ungkapkan kekhawatiran Anda kepada tetangga, kolega, teman, dan keluarga tentang pentingnya aksi nyata untuk mengurangi dampak perubahan iklim.
Selain mengajak secara langsung, teman-teman juga dapat memanfaatkan internet dan media sosial untuk menyuarakan kepedulian mengenai masalah pemanasan global dan perubahan iklim. Semakin banyak yang bersuara mengenai kepedulian terhadap masalah lingkungan, diharapkan semakin banyak orang yang peduli dan bergerak Bersama. Apakah teman-teman siap menjadi agen penggerak kepedulian terhadap lingkungan? Atau bahkan menjadi aktivis lingkungan?
Simak video dari Narasi Newsroom berikut ini mengenai sejumlah pengguna TikTok yang mendedikasikan kontennya untuk mengajak orang peduli lingkungan.
Sebagai Latihan Pada Materi Peran Individu, Ayo Kerjakan Soal Di Bawah Ini.