Kita seringkali tidak menyadari bahwa aktivitas sehari-hari kita, seperti pemakaian listrik, kendaraan bermotor, makanan atau pemakaian barang, turut menyumbang emisi gas rumah kaca yang memengaruhi pemanasan global dan perubahan iklim. Pada kesempatan kali ini, kita akan mempelajari apa itu jejak karbon dan bagaimana cara menghitungnya. Dengan mempelajari ini, teman-teman diharapkan menjadi bersikap dan perilaku yang lebih ramah untuk masa depan bumi yang lebih baik!
Jejak karbon (carbon footprint) adalah jumlah total emisi gas rumah kaca (GRK) yang dilepaskan ke atmosfer akibat aktivitas manusia, baik langsung maupun tidak langsung. Gas-gas ini mencakup karbon dioksida (CO₂), metana (CH₄), dan nitrous oxide (N₂O), yang berkontribusi terhadap perubahan iklim dengan memerangkap panas di atmosfer.
Ilustrasi Jejak Karbon (Republika)
Berikut ini teman-teman bisa menonton video mengenai salah satu pembangkit listrik energi terbarukan, yaitu pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang dibangun di Purwakarta, Jawa Barat.
Faktor Emisi (EF) digunakan untuk menghitung jumlah karbon dioksida (CO₂) yang dihasilkan dari berbagai aktivitas. Satuan yang digunakan untuk EF adalah kilogram karbon dioksida ekuivalen (kg CO₂-e). Istilah ini digunakan untuk mengukur total emisi gas rumah kaca (GRK) dengan menyetarakan dampaknya terhadap pemanasan global dalam satuan karbon dioksida (CO₂). Lalu mengapa CO₂ dijadikan acuan? CO₂ adalah gas rumah kaca yang paling umum dan sering dihasilkan dari aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil. Karena itu, dampak gas lain seperti metana (CH₄) atau nitrous oxide (N₂O) dihitung berdasarkan seberapa besar mereka setara dengan CO₂ dalam memerangkap panas di atmosfer.
Istilah ekuivalen tersebut berarti menyetarakan berbagai gas berdasarkan dampaknya terhadap pemanasan global, diukur dalam satuan karbon dioksida ekuivalen (CO₂-e). Misalnya, metana (CH₄) memiliki potensi pemanasan global (Global Warming Potential atau GWP) 28–36 kali lebih besar, dan nitrous oxide (N₂O) sekitar 265–298 kali lebih besar daripada karbon dioksida. Dengan menyetarakan gas-gas ini dalam bentuk CO₂-e, total emisi GRK dari berbagai sumber dapat dihitung secara seragam dan konsisten.
Berikut adalah daftar EF yang dapat digunakan siswa untuk menghitung jejak karbon dari aktivitas harian:
No | Komoditas (Satuan) | Nilai EF (kg CO₂-e) |
1 | Listrik (kgCO₂-e/kWh) | 0,62142 |
2 | Motor/mobil (kg CO₂-e/km) | 0,2310 |
3 | Bus kantor (kg CO₂-e/km) | 0,03417 |
4 | Bus jarak jauh (kg CO₂-e/km) | 0,086 |
5 | Kereta KRL (kg CO₂-e/km) | 0,1056 |
6 | Kereta malam (kg CO₂-e/km) | 0,08 |
7 | Pesawat domestik (kg CO₂-e/km) | 0,41 |
8 | Pesawat LN (kg CO₂-e/km) | 0,26 |
9 | Karbohidrat (kg CO₂-e/kg) | 3,9 |
10 | Daging (kg CO₂-e/kg) | 35,9 |
11 | Ikan (kg CO₂-e/kg) | 5,4 |
12 | Sayuran (kg CO₂-e/kg) | 2,6 |
13 | Buah (kg CO₂-e/kg) | 4,0 |
14 | Telur (kg CO₂-e/kg) | 4,9 |
15 | Menginap di hotel (kg CO₂-e/malam) | 15,13 |
16 | Sampah organik (kg CO₂-e/kg) | 0,374 |
17 | Sampah kertas (kg CO₂-e/100 kg) | 0,963 |
Langkah-Langkah Penghitungan
Siswa dapat menghitung jejak karbon berdasarkan aktivitas sehari-hari dengan langkah-langkah berikut
Ayo teman-teman kerjakan soal latihan plus pembahasan berikut agar anda semakin paham materi di atas!